Tuesday 9 April 2013

My Last Dream

Sore itu, Angelina berjalan sendiri pulang ke rumahnya, ia tak berniat untuk menghubungi seseorang untuk menjemputnya hari ini, ia benar-benar ingin sendirian sambil merenung. terbayang kembali sosok yang pernah ia cintai, tak lain adalah  Alan. ia belum bisa melupakan mantan kekasihnya itu, bahkan sering kali memimpikannya disetiap malam. meski sekarang dia tengah dekat dengan orang lain bahkan banyak yang mencoba untuk mengambil hatinya. tetapi sepertinya tak satupun yang bisa menggantikan Alan dihatinya. tetapi entah bagaimana kondisi laki-laki itu, ia menghilang begitu saja bagai ditelan bumi sejak mereka putus. tak pernah sekalipun memberikan kabar.
"mengapa aku tak bisa melupakannya? seharusnya aku sudah menghapus namanya dari hatiku, toh mungkin dia juga sudah lupa sama aku." bisik Angelina dalam hati
tiba-tiba saja ia melihat seseorang berdiri didepannya. dia tampak tidak asing. hmm, si Roni seseorang yang selalu mengejar-mengejar dirinya sejak dulu. Angelina segera menunduk, pura-pura tidak melihatnya dan kembali berjalan  dari samping Roni. namun Roni segera menarik lengannya.
"Angel, kenapa kamu selalu menghindari aku? kamu tahu kalau aku cinta kamu.  dulu kamu selalu beralasan karena ada Alan, sekarang?"
"aku sudah bilang berkali-kali, aku gak suka kamu Ron, aku minta maaf. biarkan aku pergi."
"aku harus bagaimana, agar kamu bisa menyukaiku?"
"perasaan itu tidak bisa dipaksakan, aku cuma bisa berteman sama kamu gak bisa lebih. okay?"
"gak, aku akan menunggumu, sampai kamu bisa suka sama aku dan bisa nerima cintaku."
Angelina menatap wajah Roni yang penuh semangat untuk menunggu dirinya membuka hati. ia mulai berpikir, apakah Roni benar-benar serius dengan kata-katanya itu. selama ini laki-laki itu selalu berusaha untuk membantunya, apapun dia lakukan untuknya. tetapi tak pernah sedikitpun terbesit rasa dihatinya untuk menjawab "iya" permintaan hatinya itu.
"mungkinkah Roni jauh lebih baik dari Alan?" tanya Angelina dalam hati
" uhm, gak, gak bisa, aku sama sekali tidak ada feeling sama dia, aku gak bisa menipunya berpura-pura karena dia selalu baik padaku, itu justru aku jahatin dia. hufhh......"
"pria seperti apa yang kamu sukai Angel, aku akan berusaha untuk menjadi seseorang yang kau sukai?"
"e....uhmm..."
Angel tertegun mendengar pertanyaan Roni itu, selama ini dia tidak pernah menetapkan sebuah karakter pada kekasih-kekasihnya. bila dia mendambakan seorang pria idaman, itu hanya imajinasi saja karena ia tahu tak ada manusia yang sempurna. attraktif seseorang juga relatif, apalagi masalah fisik dan material, semuanya hanyalah relatif, tak ada yang sama penilaian setiap wanita. ia menjadi teringat seseorang, dia mungkin bukan siapa-siapa, keberadaanya juga biasa-biasa saja, tetapi dia mampu memberikan spirit yang sempat mati sempat down karena sesuatu hal. melakukan hal yang hanya sederhana dan sepele. namun tak semua orang bisa melakukannya. Miko, seseorang yang selalu menghiburnya dikala sedih, dikala ada masalah, bahkan tanpa ia sadari, seseorang yang sebenarnya cukup berarti selama ini. Angelina menjadi tersenyum.
"aku tak pernah menilai seseorang dengan suatu kriteria, meskipun itu adalah harapan, tapi semua itu hanya ilusi aja, aku menyukai seseorang karena aku memang suka dia, bahkan mungkin tanpa alasan yang tak dapat aku definisikan atau deskripsikan. hanya karena aku menyukainya, entah apa penilaian semua orang, tapi aku hanya ingin menyukainya." kata angelina sambil melangkah pergi
" hmmm.....lalu apakah ada orang  yang kau sukai selain Alan? bisakah aku menjadi seseorang yang kau sukai tanpa alasan itu?"
Angelina tertegun kembali, ia menoleh ke wajah Roni yang tampak penuh harapan, entah mengapa lidahnya terasa kelu tidak bisa menjawab pertanyaan itu, dia merasa tak yakin dengan jawabannya. entah pertanyaan mana yang akan dia jawab.
"adakah? bisakah? kenapa aku jadi ragu.....ada? tapi siapa? aku merasa bukan Roni yang kumaksudkan. bagaimana aku bisa menjawabnya. oh Tuhan." bisik Angelina dalam hati
"bisa kan, Angel?"
"aku gak tahu, sudah sore aku harus pulang." kata Angelina sambil meneruskan perjalanannya.


No comments:

Post a Comment