Monday 10 September 2012

imajinasi cinta 7

      Hari berganti hari, minggu2 berlalu, daun-daun berguguran, namun sebagian mulai bersemi kembali. langit tampak cerah, awan juga putih, mentari bersinar terang. indah memang sungguh indah hari ini, namun tak seperti perasaan gadis berambut coklat kemerahan ini, dia terus saja menyesal, dan masih meratapi semua kesalahannya itu,tak henti-hentinya merenung hingga air matanya telah mengering.
"Za, sampai kapan loe mau begini? ini bukan mutlak salah loe, semua udah takdir, gak ada yang perlu disesali, oke?" kata Lisa pelan
"tapi.........sampai sekarang gue gak tau kabarnya, dia menghilang gitu aja, apa dia gak kangen sama gue?" kata zavel meneteskan air mata lagi
Lisa tak kuasa melihat temannya yang semakin hari semakin drop. ia terpikir untuk mencari cara agar zavel bisa melupakan Dika.
"Zavel harus punya pacar baru. agar dia gak kaya gini lagi. hufhhh,,, kasihan sekali." bisik Lisa
"eh Za, kamu masih inget sama Ryo? yang dulu pernah ngasih coklat satu dus itu loh." kata Lisa mengalihkan pembicaraan
Zavel tidak menjawab hanya menunduk sedih dan pilu.

..................................................... CUT..................................................................................

karena keadaan zavel semakin memburuk, maka orang tuanya membawa  ke klinik mental, beberapa hari dirawat oleh seorang psikolog muda, keadaannya mulai membaik. paling tidak dia mulai menatap sekeliling dan mau berkomunikasi dengan teman-temannya lagi. kembali menjadi anak yang manis, lembut, dan ramah lingkungan. Semua orang juga mulai menyukainya, sering bercerita kepada orang2 sekitar, berbagi makanan dan sebagainya. dan akhirnya besok di ijinkan pulang.
"Zavelia.................." panggil psikolog muda
" iyahhh. dokter " jawab Zavel langsung menoleh dengan senyuman kecil melambung di bibir mungilnya
"besok, kamu udah boleh pulang."
"iyaaaa, terima kasih dokter sudah merawat saya, maaf kalau selama ini saya sering merepotkan."
"tidak apa2, itu sudah kewajiban saya disini. senang juga bisa merawat kamu sampai sembuh. ingat, semua masalah itu pasti ada solusinya" kata psikolog muda
"iya dokter, saya akan ingat kata-kata itu."
"baiklah, kalau ada apa2 bisa hubungi saya lagi, ini kartu nama saya." kata psikolog muda sambil menyodorkan sebuah kartu kecil pada zavelia
"Rendy Aviansyah.....ini nama dokter" tanya zavelia
psikolog muda itu hanya tersenyum kecil." sebenarnya saya bukan dokter, saya juga masih belajar seperti kamu, belajar itu seumur hidup tak kenal umur dan waktu asalkan nyawa masih di dalam raga"
"hmmmm, ia bener juga, hmmm psikolog ya? saya tau kok dokter, eh psikolog? eh pak?aduhh panggilnya gimana?" tanya zavel bingung
"terserah kamu aja, yang penting kamu merasa nyaman. oke? setuju" kata psikolog muda kemudian pergi ke kantornya
"iya.... Rendy" bisik zavel dalam hati

'

No comments:

Post a Comment